OCCUPATIONAL THERAPY PROCESS

BAGAIMANA OT BEKERJA ?

Haii guys, ketemu lagi sama aku salah satu mahasiswa terapi okupasi di Poltekkes Surakarta. Gimana nih guys, masih semangat ngga buat mengenal jurusan terapi okupasi di Indonesia? Pasti masih pada semangat dong. Nah kali ini aku pengen ngasih tau kalian gimana sih seorang terapis okupasi bekerja dalam menangani klien? Pasti kalian penasaran juga kan gimana terapis okupasi itu bekerja, langsung aja yukk ke pembahasan.

Jadi guys dalam melakukan terapi, terapis okupasi harus melalui berbagai step atau langkah terlebih dahulu. Beberapa langkah tersebut antara lain :



 

 

 

 

 

 


1.   ASSESSMENT


Hal pertama yang dilakukan seorang terapis ketika bertemu klien adalah assessment. Assessment ini dilakukan dengan cara membaca rekam medis klien kemudian melakukan interview. Interview dilakukan untuk mengetahu riwayat penyakit terdahulu dan sekarang klien, mengetahui kondisi keluarga, kondisi rumah dan lainnya. Setelah melakukan interview, terapis akan mulai untuk melakukan pemeriksaan awal. Pemeriksaan yang digunakan dimulai dari pemeriksaan secara umum seperti menggunakan blanko screening pediatric, screening dewasa, screening psychiatric dan lain-lain. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan khusus sesuai dengan kondisi klien. Pemeriksaan yang tak kalah penting adalah pemeriksaan fungsional okupasi klien yang biasanya menggunakan blanko Functional Independence Measurement (FIM).

2.  TREATMENT

Sebelum melakukan treatment pada klien, terapis terlebih dahulu harus memahami kondisi penyakit klien dan bagaimana prognosisnya. Terapis juga harus memahami masalah-masalah umum apa yang kemungkinan akan dialami oleh kliennya seperti nyeri, kehilangan nafsu makan, kesulitan untuk tidur dan lain-lain. Setelah permasalahan umum diidentifikasikan, barulah terapis okupasi melakukan identifikasi mengenai masalah okupasi yang dialami oleh klien seperti  kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari di rumah dan yang lain-lain. Jika semua permasalahan telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah terapis membuat prioritas masalah dan juga diagnosis terapi okupasi yang kemudian akan digunakan dalam menentukan tujuan terapi. Dalam mencapai tujuan terapi tersebut terapis akan menggunakan Frame of Reference sebagai acuan pelaksanaan terapi.



Terapi yang diberikan kepada klien harus sesuai dengan tahapan Continuum Paradigma yaitu :

a.    Adjunct therapy, merupakan tahap pertama yang dilakukan dengan cara memberikan stretching kepada klien sebelum aktivitas terapi dimulai

b.   Enabling activities, merupakan pemberian aktivitas menggunakan media terapi seperti bola, puzzle, mainan dan lain-lain.

c.    Purposeful activities, merupakan aktivitas bertujuan yang meliputi aktivitas bermakna bagi pasien yang rutin dilakukan sehari-hari dan terjadi pada konteks occupational performance.

d.   Occupational performance, merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan klien secara mandiri.

3.  RE-EVALUATION

Re-evaluation merupakan tahap terakhir yang akan dilakukan oleh seorang terapis  melakukan pemeriksaan ulang untuk mengetahui perubahan klien sebelum mendapatkan treatment dan setelah mendapatkan treatment. Terapis terkadang juga menyiapkan home program untuk klien agar klien bisa berlatih secara mandiri di rumah. Selain itu terapis juga bisa melakukan visitasi atau melakukan kunjungan ke rumah klien.


        Jadi itu tadi merupakan suatu langkah-langkah atau gambaran bagaimana cara terapis okupasi bekerja. Dimulai dari melakukan assessment, treatment, hingga re-evaluation. Untuk tau lebih jauh mengenai terapi okupasi, jangan lupa untuk selalu update postingan terbaru aku ya guys. See you next time, bye byee…


Komentar

Postingan Populer